为了正常的体验网站,请在浏览器设置里面开启Javascript功能!
首页 > Agape_Feb09_webres

Agape_Feb09_webres

2010-11-13 8页 pdf 519KB 49阅读

用户头像

is_287666

暂无简介

举报
Agape_Feb09_webres Gereja mempunyai dua bentuk, yakni gereja yang tidak kelihatan (the invisible church) dan gereja yang kelihatan (visible church / denominational church). Gereja yang tidak kelihatan adalah Tubuh Kristus yang terdiri dari umat pilihan Tuhan, yaitu mereka yang te...
Agape_Feb09_webres
Gereja mempunyai dua bentuk, yakni gereja yang tidak kelihatan (the invisible church) dan gereja yang kelihatan (visible church / denominational church). Gereja yang tidak kelihatan adalah Tubuh Kristus yang terdiri dari umat pilihan Tuhan, yaitu mereka yang telah dipilih dan ditebus dengan darah-Nya dari sepanjang zaman. Mereka adalah orang-orang percaya, yang menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru selamat pribadi di seluruh dunia. Gereja yang tidak kelihatan ini terdiri dari berbagai suku, bahasa dan bangsa. Gereja yang kelihatan adalah kumpulan orang yang percaya kepada Tuhan Yesus, yang berada di dalam naungan denominasi pada saat ini. Kita dapat membaca dalam Kisah Rasul 2: 40 - 47 (New Geneva Study Bible) tentang definisi ini. Mereka yang menerima Firman Tuhan yang disampaikan oleh Petrus dalam Kisah Rasul 2, memberi diri mereka dibaptis dan pada hari itu kira-kira ada 3,000 orang yang percaya. Mereka disebut sebagai jemaat yang mula-mula. Jemaat mula-mula adalah jemaat yang mempunyai kehidupan doa. Jemaat bertumbuh karena mempelajari Firman yang di sampaikan oleh para rasul. Jemaat juga bertumbuh melalui persekutuan ( fellowship with one another). Yang terpenting, jemaat juga harus bertumbuh melalui memberitakan Injil. Inilah pertumbuhan yang paling normal. Tuhan menambahkan kepada jemaat tersebut orang-orang baru yang percaya kepada-Nya tiap-tiap hari sehingga jemaat ini berkembang dengan pesat baik secara kualitas maupun kuantitas. Dalam Kisah Rasul 6 :1, kita melihat bahwa ketika jumlah murid bertambah banyak, maka timbullah keluh kesah di antara mereka. Para Rasul mengatakan bahwa mereka tidak dapat m e n g a b a i k a n pelayanan Firman dan doa karena mereka begitu sibuk dengan pelayanan meja (daily ministry). Lalu para Rasul memilih tujuh orang yang beriman dan penuh dengan Roh Kudus (men full of faith and the Holy Spirit) untuk melayani bersama para Rasul sehingga pelayanan kepada jemaat berjalan dengan baik, dan para Rasul bisa berkonsentrasi dalam memberitakan Injil, Pelantikan Diaken 16 Newsletter Gereja Reformed Injili Indonesia, Singapura Kebaktian Pagi pk 10.00. Tempat: The Alexcier, 237 Alexandra Road #03-11 & 12, S159929 (Sekretariat GRIIS). Stasiun MRT terdekat: Redhill MRT Station Kebaktian Sore pk 17.00. Tempat: True Way Presbyterian Church 156B Stirling Road, S148947 Gereja berada tepat di samping Queenstown MRT Station Web GRII-Singapura : http://www.grii-singapore.org Saran & masukan: agape@grii-singapore.org gape KEMAJELISAN GRII SINGAPURA, Periode 2009 - 2010 menyampaikan Firman Tuhan dan berdoa. Para diaken yang dipilih dari antara jemaat melayani meja (pelayanan kepada jemaat) mendukung pelayanana para Rasul. Mengapa gereja perlu melantik Diaken - Kemajelisan pada tahun ini? Mereka yang dilantik adalah pengurus-pengurus yang diminta pelayanan oleh hamba Tuhan dan melalui kesetiaan mereka melayani Tuhan. Pada tahun ini mereka dilantik menjadi diaken. Penjabaran tugas pelayanan mereka sama dengan apa yang dilakukan oleh diaken dalam Kisah Rasul 6 :1-7 supaya Hamba Tuhan dapat berkonsentrasi dalam pelayanan Firman (baik pemberitaan Injil dan mengajarkan Firman) dan pelayanan doa. GRII Singapura telah mencapai usia 10 tahun dan baru tahun ini GRII Singapura melantik diaken. Bapak Pdt. Dr. Stephen Tong sebagai pendiri GRII menjelaskan bahwa mereka yang menjadi diaken adalah orang-orang yang telah: 1. Melayani Tuhan dengan setia dan sungguh-sungguh. 2. Memiliki pemahaman teologis. Mereka yang menjadi diaken seharusnya mempunyai pemahaman pengertian doktrin Reformed Injili dan menjadi diaken yang mempunyai hati serta semangat memberitakan Injil. Melalui kelas intensif, kelas institut, seminar dan perpustakaan yang tersedia, pendeta Stephen Tong sebagai pendiri sangat mendorong jemaat, para penata layan ,apalagi diaken untuk mempunyai kerinduan belajar. Melalui belajar, manusia baru boleh mempunyai konsep pengertian teologis yang baik. 3. Mengerti visi gerakan. GRII adalah Gereja yang lahir dari visi gerakan reformed injili, oleh karena itu di harapkan para diaken mau belajar visi gerakan reformed injili sehingga para diaken yang baru di lantik dapat menjadi teladan bagi jemaat dalam pelayanan. Pembelajaran adalah suatu proses yang bersifat bertahap (progressive). Oleh karena itu, melewati masa pelayanan mereka sebagai pengurus sekian tahun, dan melalui pembimbingan pelatihan baik Master Class maupun bimbingan tentang pelayanan, maka pada hari Minggu, 8 Febuari 2009 GRII Singapura melantik Diaken-Kemajelisan yang pertama. Kiranya Tuhan yang telah menebus kita, dan memberikan kesempatan melayani Dia akan menguatkan semua Diaken terpilih, untuk melayani Tuhan lebih baik bersama jemaat dan Hamba Tuhan. Biarlah Injil Kerajaan Allah semakin luas diberitakan baik dari mimbar maupun melalui hidup kita masing-masing. Soli Deo Gloria! DEPARTEMEN PENGINJILAN Koordinator: Yulies Tan Anggota: Daniel Gandanegara, Audy Santoso Mengadakan pelatihan penginjilan terpadu dan bekerja sama dengan wadah-wadah yang ada untuk mengenalkan Kristus pada anak-anak dan dewasa dengan adanya KKR dan penjangkauan. DEPARTEMEN PENGAJARAN Koordinator: Lolita Trisnahardja Bertanggung jawan akan pembinaan jemaat untuk memnumbuhkan pengetahuan yang benar melalui Doktrin & Ajaran Reforemed. Pengajaran mencakup seluruh Persekutuan yang ada di GRIIS, Toko Buku dan Program Intensif DEPARTEMEN IBADAH Koordinator: Lilies Djuhar Anggota: Henry Willem, Hendry Wangsa, Timmoty Gotama, Bram Pribadi Menangani jalannya setiap ibadah di gereja beserta tim pendukung. Demi meningkatkan pelayanan yang ada dengen mengadakan pembinaan MC, pemusik dan pelatihan para pendukung ibadah yang mencakup dukungan Audio/Video. DEPARTEMEN PENGEMBALAAN Koordinator: Lim Yow Sin, Anggota: Hanna Sugiarto, Susan Sujanto, Wilson Hidajat Mengenal jemaat/pengunjung aktif di GRIIS dan meneruskan semangat Reformator dan menanamkan Visi & Misi Gerakan Reformed Injili. Departemen ini juga bertujuan untuk membangkitkan semangat pelayanan jemaat melalui setiap wadah yang ada lewat pemerhati, visitasi, pernikahan, kedukaan, OSG, konseling & pengucapan syukur, dan acara kebersamaan. Berikut adalah keterangan dan anggota dari setiap departmen di GRIIS periode 2009 - 2010. 1.Tantangan-tantangan apa saja yang dihadapi oleh panitia KKR Regional? Tantangan yang pertama yang berasal dari dalam adalah orang-orang yang tidak mengerti visi STEMI untuk mengadakan KKR di daerah setempat. Yang kedua berasal dari orang-orang yang tidak mempunyai kesehatian di dalam pelayanan. Yang ketiga adalah dari orang-orang yang belum bertumbuh tetapi mau melayani ke luar. Hal-hal ini menjadi musuh yang bersifat self-defeating, selain dari orang-orang tertentu yang mau memanfaatkan STEMI (gerakan Reformed Injili). Tantangan yang berasal dari luar adalah dari mereka yang melarang atau tidak menyetujui KKR Regional ini diadakan. Di antaranya adalah para guru sekolah Kristen yang justru tidak mengijinkan murid-muridnya untuk hadir. Selain itu juga ada gereja-gereja tertentu yang tidak memperbolehkan murid-muridnya untuk dibawa hadir dalam KKR. Pihak yang lain adalah para orang tua yang tidak mendorong anak- anak mereka sehingga anak-anak itu tidak dapat mengambil keputusan. 2.Bagaimana jemaat GRII dapat terlibat mengambil bagian dalam KKR Regional? Bagi jemaat GRII yang berada di kota di mana KKR berlangsung, mereka dapat berbagian dalam pelayanan doa dan juga dalam Humas publikasi untuk menghubungi sekolah-sekolah, panti asuhan, tempat-tempat kursus musik, bahasa dan bimbingan belajar, di mana anak-anak usia sekolah dapat dijangkau. Jemaat GRII Singapura bisa mendukung dalam doa, berbagian dalam persembahan dan juga dapat terlibat secara langsung dalam pelayanan. Misalnya, mereka dapat mengatur waktu untuk mengambil cuti, sehingga dapat terjun dan terlibat langsung untuk berpartisipasi dalam pelayanan KKR Regional dengan panitia setempat. 3.Bagaimana pendekatan Tim Publikasi terhadap sekolah-sekolah negeri di tempat diadakannya KKR Regional? Mereka mencari jalur lewat Departemen Pendidikan Nasional karena di dalam Depdiknas, guru-guru memiliki persekutuan yang bersifat wilayah. Jikalau Depdiknas menyetujui, dia bahkan memberikan surat menganjurkan supaya sekolah- sekolah yang berada di bawah naungannya ikut dalam KKR Regional ini. Sehingga dari tingkat atas dapat diteruskan ke tingkat sub dinas dan koordinator wilayah untuk menghubungi sekolah-sekolah negeri. Bagi sekolah-sekolah yang bukan negeri, mereka menghubungi guru Bimbingan Penyuluhan atau guru Agama Kristen atau membagikan visi KKR kepada para Kepala Sekolah. Dengan kata lain, pendekatan kepada sekolah-sekolah swasta lebih bersifat satu per satu. 4.Apakah ada harapan jangka panjang melalui KKR Regional ini terhadap masa depan bangsa Indonesia? Harapan jangka panjang adalah karena para siswa ini merupakan masa depan bangsa dan negara, sehingga mereka perlu pertama-tama mendengar dan boleh percaya kepada Tuhan. Harapan kita ke depan adalah bahwa penerus gereja adalah anak-anak yang sekarang kita menangkan sehingga mereka dapat bersumbangsih terhadap bangsa dan negara dengan takut akan Tuhan. Oleh karena itu, setelah KKR, pihak STEMI mengadakan follow up melalui pembinaan supaya mereka memiliki konsep/kerangka, seperti misalnya dalam bentuk Seminar Pembinaan Iman Remaja (SPIR) dan Seminar Pembinaan Iman Guru (SPIG). Setelah benih Firman ditabur, mereka dapat bertumbuh melalui wadah-wadah ini. 5.KKR juga mendapat tantangan akibat pengaruh gerakan Karismatik dengan KKR Kesembuhan Ilahi-nya. Bagaimana STEMI menanggapi hal ini? Karena begitu menjalarnya cara-cara daripada gereja Karismatik untuk membawa massa, sehingga pertama- tama panitia perlu memberi pengarahan bahwa acara dipegang oleh Reformed Injili, sehingga yang berhubungan dengan acara mulai dari lagu, pemilihan liturgis, MC, song leader, pianis, semuanya dipegang oleh STEMI. Memang untuk membentuk satu kultur yang baru itu susah tapi kita berusaha, sehingga anak-anak dari kecil bisa belajar lagu-lagu yang berbobot seperti lagu-lagu himne dan kita mesti mengajarkannya berulang-ulang karena mereka tidak terbiasa. Dari segi musik kita juga perkenalkan paduan suara, bukan menggunakan band tetapi piano. Pembentukan kulturnya agak sulit, tapi terus dikerjakan oleh pihak STEMI. 6.Dari KKR ke KKR, kebanyakan siswa yang angkat tangan untuk bertobat karena ikut-ikutan. Apa tanggapan Ibu terhadap hal ini? Biasanya anak-anak itu masih belum bisa memberi keputusan sendiri, ikut teman, sehingga kalau ditanya, satu angkat tangan, semua akan maju. Itu umumnya SD, tapi SMP sudah mulai mengambil keputusan, meskipun banyak juga yang ikut arus/massa. Ini semua tidak dapat dihindari, tetapi dari pihak STEMI, kami memberitakan Injil yang murni, yang dapat menjadi benih iman di kemudian hari. KKR REGIONAL 2009 Setiap pribadi hidup dalam kurun waktu dan tempat. Tak seorang pun dapat melarikan diri dari padanya. Seseorang bisa saja melihat kedua hal ini sebagai suatu penjara yang mengekang dirinya, tetapi di sisi lain ia juga dapat melihatnya sebagai kesempatan yang unik dan tak akan terulang yang diberikan padanya. Meskipun demikian, kesempatan yang dimiliki oleh orang yang tinggal di satu tempat dan jaman tertentu pasti berbeda dengan mereka yang tinggal di tempat lain pada jaman yang sama. Misalnya mereka yang hidup pada zaman perang dunia kedua. Pada masa itu, di daratan Eropa ada jutaan orang- orang Yahudi yang tertindas dan hampir tidak punya kesempatan untuk hidup dengan layak, sementara di kepulauan nusantara, putra-putri bangsa Indonesia merebut kesempatan yang ada untuk memproklamirkan kemerdekaannya. Demikian halnya dengan waktu. Mereka yang hidup sejaman dengan para filsuf besar Yunani seperti Sokrates, Plato dan Aristoteles, tentunya memiliki kesempatan yang berbeda dengan mereka yang hidup di Yunani sekarang ini. Oleh sebab itu, mengerti posisi di mana dan mengetahui jaman di mana seseorang berada adalah suatu hal yang amat penting. Jikalau tidak, orang tersebut akan melewatkan kesempatan yang sebenarnya ada di hadapannya. Dalam kesempatan seperti apakah sekarang ini kita berada? Jikalau rata-rata hidup manusia adalah 60-70 tahun, hanya sekitar sepertiga dari waktu itu yang dapat dikatakan masa muda. Jikalau dalam fase masa muda seorang dapat melakukan begitu banyak hal, mencoba dan menjelajah ke berbagai banyak bidang hidup, orang muda tersebut juga tidak boleh lupa kalau waktu akan terus berjalan, dan jikalau ia tidak memakai masa muda tersebut dengan bijaksana, ia akan terkejut ketika pada satu hari ia bangun dan mendapati bahwa dirinya tidak lagi muda. Jikalau ia telah mengisinya dengan sesuatu yang bernilai, tentunya ia tidak perlu melihat ke belakang dan menyesal. Tetapi jikalau ternyata tidak, penyesalan pun tidak akan mampu membawanya kembali untuk mengulang masa muda yang telah pergi seperti embun pagi yang menguap tatkala mentari semakin panas bersinar. Akan tetapi, jikalau masa muda itu perlu diisi, dengan apakah ia seharusnya diisi? Dan dari sekian banyak pilihan yang tersedia, bagaimanakah seorang muda dapat menilai yang mana yang harus dia pilih? Saudara Budiman Thia, ketua yang baru dari kepengurusan pemuda, mengajak kita bertanya pada diri kita apakah kita pernah memikirkan mengapa kita berada di dalam gereja Reformed Injili, atau secara khusus dalam gerakan Reformed Injili. Apakah keunikan panggilan dari gerakan Reformed Injili dalam jaman ini? Dan apakah kita menyadari posisi kita secara khusus dalam gerakan ini dan secara umum dalam rencana Allah yang kekal dalam jaman ini? Jikalau kita telah menyadari posisi yang penting tersebut, ada dua hal yang perlu kita miliki yakni isi dan semangat. Melalui mimbar di kebaktian umum setiap hari Minggu, jemaat yang datang beribadah tentu mendapatkan ‘isi’ yang sangat baik untuk pertumbuhan rohaninya. Akan tetapi, ia mengingatkan bahwa melalui wadah pembinaan, jemaat berkesempatan untuk menggali dan menelusuri lebih dalam tentang apa yang ia imani. Hal ini tentu sulit didapatkan melalui kebaktian umum saja. Ibu Maria juga menambahkan bahwa bertumbuh secara rohani bukan saja Pengurus Pemuda Periode 2009 oleh Sdr. Budiman Thia & Redaksi Saya sangat bersyukur bagaimana Tuhan boleh memakai kita semua yang berasal dari GRII Singapore untuk boleh menjadi berkat di tempat-tempat lain. Berikut adalah kesaksian dari pergumulan pelayanan di Salt Lake City. Saya dan keluarga dipindahkan ke Salt Lake City bulan April 2007 dengan gentar karena kota ini adalah kota yang mayoritas orangnya menganut ajaran Mormon. Sejak awal, kami sangat pesimis terhadap kota ini. Banyak hal yang mendasari sikap ini seperti kuatir akan kurangnya makanan rohani yang baik ataupun meninggalkan ajaran reform seluruhnya dan bergabung dengan gereja Mormon. Tuhan membuktikan penyertaan- Nya. Memang pada awalnya ada beberapa orang dari gereja Mormon yang datang menghampiri kami untuk melakukan “penginjilan”, tetapi setelah beberapa saat, mereka pun undur. Dalam periode yang sama, kami juga dipertemukan dengan orang Indonesia yang berasal dari Surabaya, yang sudah tinggal di Salt Lake City selama sembilan tahun. Setelah mengenal mereka lebih dalam, mereka pun merupakan orang Kristen yang rindu untuk mengadakan persekutuan orang-orang Kristen yang berasal dari Indonesia. Terpujilah Tuhan, atas persiapan- Nya yang begitu ajaib. Dua minggu kemudian, kami memulai persekutuan dengan memakai bahan ringkasan khotbah pendeta Stephen Tong yang kami bawa dari Singapura. Persekutuan ini mendapat tanggapan yang sangat positif dari yang hadir waktu itu. Persekutuan pun terus dijalankan setiap minggu dengan bantuan bahan dari pendeta Sutjipto juga. Persekutuan ini juga diberkati melalui program intensif (progsif) selama 5 jam yang dipimpin langsung secara pribadi oleh pendeta Sutjipto Subeno, ketika beliau mengunjungi kami. Semua yang menghadiri sangat tertarik dan makin rindu untuk belajar tentang teologi reformed. Mereka semua adalah orang- orang Kristen yang belum pernah kenal dengan teologi reformed. Beberapa berasal dari denominasi karismatik dan beberapa protestan dengan latar belakang injili. Setelah kepulangannya, pendeta Sutjipto memberi laporan kepada GRII Pusat tentang persekutuan kami dan kami Sharing - Surat dari Salt Lake City oleh Willy & Maya berarti bertambahnya pengetahuan, tetapi juga mencakup karakter Kristiani yang tercermin dalam persekutuan dan pelayanan. Selain diisi, Saudara Budiman menambahkan bahwa kita juga memerlukan keberanian (baca: semangat) untuk menghidupi dan memberitakan apa yang kita imani, baik melalui mandat budaya maupun mandat Injili. Oleh karena itu, ia mendorong kita semua agar jangan menunda- nunda lagi hadir di dalam wadah pembinaan yang ada demi diperlengkapi untuk menjawab tantangan dunia dan dikobarkan semangatnya untuk memberitakan iman yang sudah menghidupkan kita. Sudahkah anda memiliki ‘isi’ dan ‘semangat’ untuk menggenggam kesempatan yang ada di hadapanmu? -----oo---- diijinkan untuk memakai rekaman pendeta Stephen Tong untuk mengisi kebutuhan Firman di dalam persekutuan kami sejak bulan Juni 2008. Selain itu, kami juga sempat beberapa kali mendapatkan relay dari Jakarta untuk acara-acara penting seperti peresmian katedral Messiah, konser pembukaan dan kebaktian tahun baru. Tentu saja banyak suka dan duka yang kami rasakan, tetapi kesukaan ketika melihat orang-orang mengenal dan bertumbuh melalui Firman Tuhan, melebihi segala suka yang lain apalagi duka yang telah dilewati. Sukacita juga Tuhan anugrahkan melalui progsif bulan Juli 2008, yang disusul dengan KKR Natal 2008 yang kedua-duanya dipimpin oleh penginjil David Tong. KKR dipersiapkan sebaik mungkin melalui doa, pembuatan spanduk, kartu pos dan undangan, pelatihan paduan suara anak-anak. Di luar dugaan kami, Tuhan memakai KKR ini untuk dihadiri oleh 37 orang dewasa dan 11 anak-anak. Di antaranya, ada 15 orang yang belum Kristen dan pernah kami besuk di rumah sakit. Bahkan ada tiga orang yang menjawab tantangan panggilan Tuhan. Sungguh kami memuji Tuhan akan hal ini. Setelah KKR, Willy mendapat kesempatan untuk menghadiri NREC 2008. Berita perkembangan persekutuan di Salt Lake City ternyata telah sampai kepada banyak hamba Tuhan lain, termasuk pendeta Stephen Tong sendiri. Willy juga sempat memberi kesaksian tentang persekutuan ini sehingga akhirnya persekutuan ini disetujui untuk diadopsi menjadi PRII Salt Lake City. Dengan ini, kami mulai memikirkan untuk memulai kebaktian berkala setiap minggu. Kesulitan pertama dalam mempersiapkan hal ini adalah pencarian tempat yang sesuai dan memadai. Kedua, hamba Tuhan yang melayani, yakni penginjil David Tong juga harus melayani di dua tempat. Ketiga, kebutuhan akan sekolah minggu yang sangat sulit dipenuhi karena kurangnya tenaga. Setelah berdoa dan menggumuli, kami mendapat kabar baik dari First Presbyterian Church dan mengijinkan kami untuk memakai gedung mereka baik untuk kebaktian, maupun sekolah minggu. Dengan persiapan satu minggu, kebaktian perdana dan pertama kali dalam sejarah bagi orang-orang Indonesia di Salt Lake City, diadakan dan dihadiri oleh 17 orang dewasa dan 6 anak-anak. Mohon dukungan doa bagi kelanjutan PRII – SLC di dalam pengajaran dan pimpinan Tuhan kita, Yesus Kristus. Doakan para pengurus yang telah dibentuk. Doakan juga pergumulan jemaat karena Willy akan dipindahkan ke Hawaii atas tuntutan pekerjaannya. Soli Deo Gloria! Kelahiran Evangeline Huang Kami sangat bersyukur atas kelahiran putri yang sudah
/
本文档为【Agape_Feb09_webres】,请使用软件OFFICE或WPS软件打开。作品中的文字与图均可以修改和编辑, 图片更改请在作品中右键图片并更换,文字修改请直接点击文字进行修改,也可以新增和删除文档中的内容。
[版权声明] 本站所有资料为用户分享产生,若发现您的权利被侵害,请联系客服邮件isharekefu@iask.cn,我们尽快处理。 本作品所展示的图片、画像、字体、音乐的版权可能需版权方额外授权,请谨慎使用。 网站提供的党政主题相关内容(国旗、国徽、党徽..)目的在于配合国家政策宣传,仅限个人学习分享使用,禁止用于任何广告和商用目的。

历史搜索

    清空历史搜索